Kunang-kunang; Mana ya

Lanjutan dari: Kunang-kunang; Ekspedisi!

Jam 4 pagi, usai sholat shubuh kami langsung mencari kunang-kunang ke sawah-sawah di dekat rumah gilang. Lokasi pencarian di daerah Traktakan, Tangsil Bondowoso, Jawa Timur.

Udara masih sangat dingin saat itu. kalau masalah sepinya sih, bondowoso dari dulu sudah sepi. hehe
well, kamipun memulai berkeliling ke sawah. mencari sepanjang aliran air kecil di persawahan.
yap sesuai dengan kekhawatiran ane, ternyata gak nemu gan. ane sudah mau nyerah dan balik badan. Tapi tiba-tiba si Bestia nunjuk-nunjuk ke arah ujung aliran air sawah. ada benda kehijauan terang di sedang terbang. nope, bukan hantu. ini adalah yang ane khawatirkan sudah punah: si kunang-kunang!
Segera kami mendekat dan menangkap si lentera malam. cek the spoiler gan


Syukur deh kunang-kunang belum punah meskipun memang sudah sulit dijumpai dan jarang sekali orang peduli. Semoga si kunang-kunang bisa tetap dilihat sampai cucu ane punya cucu. sampai kiamat kalo bisa. aamiin.
_____________

Lho, belum habis gan. jadi ane masih kepo sama yang namanya kunang-kunang ini. kekepoan ane terbantu dengan terjadinya kegelapan massal (baca: mati listrik di dua kecamatan). Denger-denger sih mati listriknya disengaja soalnya bupatinya lagi tampil di tivi. gak ngerti juga sih hubungannya apa. hehe
yang penting ane bisa keliling kota dalam keadaan gelap gulita. Tiba-tiba di pinggir jalan ane lihat ada beberapa cahaya kecil terbang gan. waaah ane gembira sampai pingin ngeblog saat itu juga gan. Alhasil karena ponsel ane lowbatt ane pinjem hape ayah gan. ini nih:



Lokasi tepatnya di daerah Nangkaan Kabupaten Bondowoso. sekitar 100 meter arah barat puskesmas Nangkaan. :)

live long and prosper fireflies...
 


Pelajaran Hari Guru



Note lama dari facebook saya.

November 24, 2011 at 10:39pm


Hari itu, Andira hanya berkeliling kota.Bingung. Bukan rambu-rambu atau angkot-angkot ngawur yang membuatnya bingung. ya, hanya selembar kertas berwarna biru bergambar I Gusti Ngurah Rai bertuliskan lima puluh ribu rupiah yang membuatnya bingung.


Tidak, uang itu tidak palsu. Hanya saja rasanya tidak cukup untuk keinginannya. Parcel, baju, atau jam tangan, harganya juga lebih mahal dari uang di genggamannya.


Dira hanya sedang tidak tahu apa yang harus ia beli untuk besok. Siswa yang langka mungkin. Ia ingin membeli sebuah hadiah untuk Kepala Sekolahnya di hari guru. Hari yang memang datang besok itu.


Matahari mungkin sudah 60 derajat bujur barat lebih jauh dari tempatnya, ya dengan kata lain, ini sudah gelap. Ia tetap tidak tahu harus membeli apa. Sang Kepsek memang telah berjasa banyak untuk sekolahnya. Dira ingin memberi penghargaan pada sosok idolanya itu. Tapi, apa?


"Bapak sudah punya macam-macam. Baju bagus, sepatu mengkilap, jam tangan antik, dan mobil classic. Apa lagi yang bisa membuat bapak terkesan?"  pertanyaan yang sama hanya ia ulang di telinganya. Mungkin sudah seperti suara turbulensi radio jika dimasukkan dalam kamar mandi, -hanya menggema-.


Terus dan terus  ia melaju di sebelah marka jalan dengan sepeda tuanya. Tua, namun tetap mengkilap. Motor keluaran 2011 pun kalah bersih dan mengkilap daripada sepedanya itu. Dengan kecepatan 40 km/jam ia menelisik tiap-tiap toko untuk mencari apa yang pantas.


Kemudian ia parkir di depan waralaba untuk membeli minum. Sekedar pelepas lelah dan dahaga setelah ia berkeliling kota dan hanya berhenti untuk sholat maghrib dari ba'da ashar tadi. Kaos hitamnya sudah sedikit bau asap, ia juga lupa mandi tadi sore. Jika diukur, mungkin sudah ribuan rupiah bensin ia habiskan.


Dari kejauhan, dilihatnya seorang ibu tua dengan gendongan berisi sapu-sapu lidi yang tidak laku dijual hari ini. Mungkin keluarganya tengah menunggu di rumah dengan sapu-sapu lidi lain yang tidak laku kemarin atau juga dengan sapu lidi baru buatan hari ini. Pasti banyak sekali. Karena hari ini mungkin hanya laku 2 dari 15 sapu yang digendingnya. Si ibu tiba-tiba duduk di trotoar dan mengeluarkan kain tipis sobekan handuk tua dari tas kresek di pinggangnya. Ia, berbaring di sebelah halte.


Si ibu sepertinya tidak berani pulang. Entah takut dengan suami di rumah, atau si ibu sudah tidak punya rumah. Semua kemungkinan di dalam pikiran Andira hanya membuatnya semakin mengiba pada ibu itu.


Di otaknya sudah terbersit akan sangat berharga jika ia berikan ibu itu roti, air mineral, dan selimut. Bergegas ia berlari dan menukar kertas begambar I Gusti Ngurah Rai itu di kasir waralaba dengan barang-barang yang ada di benaknya. Bukan lagi barang mewah untuk Pak Kepala, tapi sebungkus roti, sebotol air, dan sehelai selimut baru. Ia hanya tersenyum dan menyelimuti ibu yang tertidur itu. Lalu dibangunkannya, dan disuruhlah ibu itu makan. Ia kemudian bergegas kembali ke motornya dan menghilang di antara mobil-mobil dan motor-motor lain di jalan.


Dira tersenyum bangga. Dalam hatinya ia berdoa, "Tuhan, banggakan guru-guru dan dan Kepala sekolahku dengan murid-muridMu yang bertaqwa. Semoga kebanggaan itu menjadi hadiah terbaik di hari guru".

Ibu dan hal magical tentangnya


Ibu dan hal magical tentangnya
Sekitar 55.300.000 hasil pencarian muncul ketika saya mengetikkan kata kunci "ibu" di google. Banyak ya. semoga lebih banyak lagi anak-anak yang sedang berjuang di luar sana untuk membanggakan ibunya dan memastikan surga untuk beliau dengan menjadi anak yang sholeh atau sholehah. aamiin

yap, saya jadi ingin menulis lagi. haha, iya saya masih penulis amatir yang jarak antar tulisannya bisa satu tahun lebih terbitnya. padahal saya sering bergumam dalam hati seakan bercerita pada orang tentang apa yang saya lihat, rasakan, dan pikirkan. pikirkan dengan hati dalam melankolisme atau dengan logika tentang masalah-masalah yang mungkin saya selesaikan.

Ibu... saya adalah seorang laki-laki yang lemah tentang ibu dan pada ibu. semoga selamanya saya tidak durhaka pada ibu. kalaupun terjadi semoga Tuhan ketuk dengan keras hati dan pikiran saya hingga segera saya bertaubat dan meminta maaf pada ibu. sekuat apapun laki-laki, ibu adalah wanita yang kami sangat lemah terhadapnya.

Ibu yang beruntung
Bagi saya setiap ibu yang beruntung adalah ibu dengan keluarga yang bahagia dan dianugrahi ketenangan. tapi percayalah pasti ada bentuk keberuntungan yang saya tidak ketahui dan mengerti.

barusan saya membeli kue terang bulan (kue yang punya makna tersendiri untuk saya, nanti saya ceritakan) dan martabak telur kecil dari seorang ibu yang berjualan berkeliling dan bertemu saya di dekat perpustakaan Universitas tempat saya belajar (yup saya sedang belajar di luar, dan it feels great to be outdoor. hehe). Ibu ini menjual kue dengan harga 2-3 ribu rupiah. total kue yang saya beli harganya limaribu rupiah. Melihat ibu ini saya kemudian membayangkan seperti apa putra atau putrinya, dan sejenak membayangkan ibu saya. Ibu saya bisa dibilang lebih beruntung secara finansial. kami punya keluarga kecil yang nyaman hidupnya di sebuah kehidupan ekonomi yang lumayan sederhana tapi alhamdulillah insya Allah beberapa keluarga lain menerima manfaat dari kegiatan ekonomi yang keluarga kami lakukan. berfokus pada ibu saya, ibu saat ini adalah seorang perawat di sebuah desa kecil di kabupaten Bondowoso. ibu menjadi perawat bukan dari S1. tapi dari sekolah perawat yang mungkin sekarang setingkat dengan SMA atau SMK. ibu menjadi perawat yang cukup handal. sepertinya semua orang di desa kami nyaman dengan pelayanan kesehatan dari ibu. lalu... bagaimana dengan ibu penjual kue tadi? saya membayangkan beliau sebagai ibu saya. bagaimana perasaan saya jika ibu saya sendiri harus berada di luar rumah sampai sore begini atau bahkan malam dan menawarkan kue dagangannya pada mahasiswa yang beliau temui. saya harap putra dan putri beliau melihat usaha ibunya dari sudut yang sama dengan saya dan berpikiran sama dengan saya -saya akan membuat ibu bisa pensiun dini dari pekerjaannya dan mendirikan kebanggaan serta kedamaian hati dengan menjadi pribadi yang indah tindakannya dan luas pengetahuaannya. tidak pernah ada alasan untuk mengecewakan ibu. :)
ibu yang tadi, semoga putra putri ibu bisa kuliah tinggi sebagaimana beberapa mahasiswa pejuang yang membeli kue ibu. semoga rezeki ibu lancar dan baik. Ya Tuhan kami, tinggikanlah derajat ibu yang berjuang demi putra putrinya di jalanMu. jadikanlah surga untuknya, panjangkanlah umurnya dalam kesehatan, dan jadikanlah rumah yang baik bagi keluarganya. aamiin

ibu saya di rumah, saya lanjut belajar ya. doakan saya menjadi putra yang sholeh dan menjadi rahmat bagi sekitar saya bu. semoga ibu sehat selalu. aamiin
:)
missing you mom.

wassalamualikum, pembaca. :D